| 67x dilihat | Berita

jdih.lampungprov.go.id - Bandarlampung ---- Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menyatakan bahwa program-program pemerintah yang langsung menyasar masyarakat dapat menjadi solusi efektif untuk menekan angka kemiskinan di provinsi tersebut.
“Saya yakin, dengan menjalankan berbagai program yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat, seperti yang telah dilakukan oleh Presiden terutama untuk petani, kemiskinan di Lampung bisa kita kurangi,” ujarnya di Bandarlampung, Kamis.
Ia menegaskan bahwa program-program yang menyentuh masyarakat hingga ke pelosok desa dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup warga, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kemiskinan.
“Salah satu contohnya adalah kebijakan pengaturan harga gabah dan jagung, yang sangat dirasakan manfaatnya oleh petani desa. Oleh sebab itu, Pemprov Lampung akan terus mengarahkan kebijakan ke arah yang bisa memberikan dampak nyata dalam upaya pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Gubernur juga menyampaikan komitmen untuk terus mendukung peningkatan kesejahteraan petani agar mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di pedesaan.
“Kita tidak bisa sepenuhnya menyerahkan roda perekonomian kepada mekanisme pasar. Tanpa intervensi, masyarakat bisa terdampak negatif. Dengan kebijakan yang tepat, pendapatan petani sudah mulai naik, misalnya harga gabah kini mencapai Rp6.500 per kilogram,” tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini, rata-rata pendapatan petani di Lampung bisa mencapai Rp4–5 juta per bulan.
“Ketika pemerintah hadir dengan program-program langsung ke rakyat, dampaknya sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi, peningkatan taraf hidup, dan penurunan kemiskinan,” kata Rahmat.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemerintah daerah akan terus menyusun kebijakan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat ekonomi kerakyatan.
“Diperlukan peran aktif untuk memastikan manfaat pembangunan dapat dirasakan secara adil oleh seluruh lapisan masyarakat,” tandasnya.
Saat ini, Provinsi Lampung memiliki sekitar 9 juta penduduk, dengan 6,7 juta jiwa tergolong usia produktif. Namun, tantangan masih ada, di antaranya angka kemiskinan yang mencapai 10,62 persen (lebih tinggi dari rata-rata nasional), pertumbuhan ekonomi 4,57 persen, tingkat pengangguran terbuka 4,19 persen, dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 73,13.